Jumat, 30 September 2022

Implementasi Gaya dan Pendekatan Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif Dalam Meningkatkan Motivasi Kinerja Guru


Sudono dan Hartinah, Sitti
(sudono1985@gmail.com, sittihartinah1@gmail.com)

Magister Pedagogi Universitas Pancasakti Tegal


Abstrak

Kepala Sekolah mempunyai peranan dan tugas yang sangat penting untuk kemajuan lembaga sekolahnya. Peran dan tugas kepala sekolah tersebut diantaranya sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, dan innovator. Salah satu hal yang dapat memajukan lembaga sekolahnya adalah karena adanya motivasi kinerja dari bawahannya yaitu pendidik dan tenaga kependidikan. Implementasi gaya dan pendekatan kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan akan sangat menentukan motivasi kinerja guru yang bermuara pada kemajuan dan tercapainya mutu pendidikan di tingkat sekolah. Ada berbagai macam gaya kepemimpinan yang diterapkan di sekolah. Menurut Siagian (2002), gaya kepemimpinan ada lima macam yaitu otokratik atau otoriter, militeristik, paternalistik, kharismatik, dan demokratik. Sedangkan pendekatan kepala sekolah menurut Robins (2006) ada empat macam yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku, pendekatan kontingensi, dan pendekatan situasional.

Kata kunci : Kepala Sekolah, Motivasi, Gaya Kepemimpinan, Pendekatan Kepemimpinan



PENDAHULUAN


Dalam sebuah organisasi atau lembaga peran seorang pemimpin sangat vital dalam menentukan organisasi atau lembaga tersebut untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan. Maju mundurnya suatu organisasi atau lembaga ditentukan oleh kualitas dan kemampuan pemimpin dalam memimpin dan membawa organisasinya. Dikutip dalam situs UGM, disebutkan bahwa pemimpin adalah agen perubahan, yaitu seseorang yang bertindak untuk mempengaruhi orang lain lebih dari tindakan orang lain mempengaruhi dirinya. Sedangakan menurut Daryanto (2011) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang ada di organisasi, menuju kepada pencapaian tujuan.

Dalam lembaga sekolah, kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pemimpin dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan. Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan, yang harus bertanggung jawab terhadap maju mundurnya sekolah yang dipimpinnya. Pada tingkat operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya peningkatan-peningkatan sekolah yang bermutu.

Sekolah sebagai institusi pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan mutu, perlu dikelola, diatur, ditata dan diberdayakan, agar dapat menghasilkan produk atau hasil secara optimal. Jika dilihat secara internal, maka sekolah memiliki perangkat pendidikan berupa guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Sedangkan jika dilihat secara eksternal, maka sekolah memiliki dan berhubungan dengan instansi lain baik secara vertikal maupun horizontal. Kepemimpinan kepala sekolah juga merupakan cara kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain untuk bekerja serta guna mencapai tujuan yang ditetapkan.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan komponen yang sangat penting, karena kepala sekolah berperan dalam sistem pengelolaan sekolah, mengarahkan dari input, proses dan output pendidikan di sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi sekolah denngan seluruh substansinya, disamping itu kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya yang ada agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Begitu beratnya tugas seorang kepala sekolah yang ditugaskan untuk mengkoordinir seluruh kegiatan di sekolah . Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 yang didalamnya menyatakan bahwa kepala sekolah tidak lagi dibebani tugas mengajar. Kepala Sekolah bukan lagi sebagai tugas tambahan. Disebutkan dalam pasal 54 ayat 1 bahwa beban kerja kepala satuan pendidikan sepenuhnya untuk melaksanakan tugas menajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan. Karena begitu urgennya seorang kepala sekolah yang merupakan faktor utama kunci keberhasilan dalam kemajuan sekolah maka perlu diketahui secara lebih detail tentang konsep kepala sekolah tersebut.

Menurut Zuryati dkk (2015) menyebutkan bahwa tugas pokok kepala sekolah terdiri dari pencipta komunitas pembelajar, leader, manager, dan supervisor. Tugas kepala sekolah sebagai leader merefleksikan tugasnya sebagai inovator, dan motivator. Sedangkan tugas kepala sekolah sebagai manager mereprentasikan tugas kepala sekolah sebagai administrator, karena kegiatan catat-mencatat merupakan salah satu fungsi manager yaitu reporting. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah melaksanakan supervisi, yaitu kegiatan profesional dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah dan komponennya secara keseluruhan.

Sebagai pemimpin, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan dengan menggerakkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun penciptaan iklim dan budaya sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses belajar mengajar secara efektif, efisien dan produktif. Demikian juga dengan komponen pendidikan yang ada dalam lembaga pendidikan yang dipimpin seorang kepala sekolah. Seorang kepala sekolah harus memperhatikan kesembilan komponen penting dalam pendidikan, yaitu Pendidik, murid, materi pendidikan, perbuatan mendidik, metode pendidikan, evaluasi pendidikan, tujuan pendidikan, alat-alat pendidikan, dan lingkungan Pendidikan.

Seperti disebutkan di atas, bahwa tugas kepala sekolah sebagai pemimpin adalah sebagai pengatur bagi pendidik dan tenaga pendidik yang ada di unit kerjanya. Sebagai pimpinan seorang kepala sekolah harus mampu sebagai motor penggerak bagi bawahannya, yaitu dapat memberikan motivasi kepada guru untuk dapat meningkatkan kinerjanya yang bermuara pada pencapaian mutu Pendidikan di sekolahnya. Model dan pendekatan kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah akan sangat menentukan kemajuan lembaga sekolah yang dipimpinnya, termasuk akan mempengaruhi semangat dan motivasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam menjalankan tugasnya.

Dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2017 disebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk mendukung tugas guru tersebut dibutuhkan sosok pemimpin kepala sekolah yang dapat mengimplementasikan gaya kepemimpinannya yang efektif untuk mendukung dan dapat meningkatkan motivasi kinerjanya sebagai seorang guru. Sehingga kehadiran kepala sekolah akan menambah semangat kerja bagi para guru yang ada di sekolah.

 


PEMBAHASAN


A.      Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah


Secara etimologis pemimpin dan kepemimpinan itu berasal dari kata pimpin atau dalam bahasa Inggris disebut to lead, maka dengan konjugasi berubah menjadi pemimpin (leader) dan kepemimpinan (leadership). Dimana kata pimpin sendiri mengandung beberapa arti yang erat kaitannya dengan pengertian mempelopori, berjalan dimuka, menuntun, membimbing, mendorong, bergerak lebih awal, memberi  contoh, menggerakkan orang lain melalui pengaruh dan lain sebagainya.

Menurut Daryanto (2011) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang ada di organisasi, menuju kepada pencapaian tujuan. Sedangkan kepala sekolah merupakan seorang tenaga professional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Dengan ini kepala sekolah bisa dikatakan sebagai pemimpin di satuan pendidikan yang tugasnya menjalankan manajemen satuan pendidikan.

Menurut Rivai (2008) Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, baik didalam organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu. Sedangkan menurut Hasibuan (2003) Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut KBBI kepala sekolah dari dua kata “kepala dan sekolah”. Kata kepala diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian dapat diartikan secara sederhana kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi lembaga pendidikan dalam lembaga pendidikan yang bertanggungjawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan kelancaran jalannya sekolah demi terwujudnya tujuan sekolah. kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan dan wewenang untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan serta mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.


B.      Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah


Untuk mengetahui pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dalam instansi pendidikan, maka perlu diketahui tugas ataufungsi kepala sekolah. Jika fungsi ini berjalan dengan baik maka akan tercipta lingkungan instansi pendidikan yang kondusif, baik bagi pendidik maupun peserta didik. Fungsi-fungsi ini mencakup:


1.           Kepala sekolah sebagai Edukator


Sebagai edukator kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. dalam hal ini faktor pengalaman akan mempengaruhi profesionalisme kepala sekolah, terutama dalam  mendukung  terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya.


2.           Kepala sekolah sebagai Manager


Sebagai manajer kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama. Memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Kepala sekolah harus bersikap demokratis dalam memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal.


3.           Kepala sekolah sebagai Administrator


Sebagai administrator kepala sekolah memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah.


4.           Kepala sekolah sebagai Supervisor


Sebagai supervisor kepala sekolah harus mampu menyusun program yang secara khusus dapat membantu guru dalam pengerjaan tugas sehari-harinya di sekolah.


5.           Kepala sekolah sebagai Leader


Sebagai   leader   kepala   sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan  membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Menurut (Wahjosumidjo, 1991) kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusuS mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, dan pengetahuan professional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.


6.           Kepala sekolah sebagai Inovator


Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan agar mudah dalam mendapatkan gagasan baru. Kepala sekolah sebagai innovator harus  mampu mencari, menemukan, dan  melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.


Dari penjelasan fungsi-fungsi kepala sekolah di atas dapat diketahui bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran penting dalam dunia   pendidikan. Karena dengan adanya kepemimpinan kepala sekolah tujuan, visi, misi yang telah disepakati bersama bisa tercapai. Yaitu dengan mengarahkan civitas akademik untuk menjalankan tugasnya.


Sedangkan menurut Daryanto (2001), fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin diantaranya :


1.           Kepala sekolah sebagai penanggung jawab.


Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya

sekolah secara teknis akademis saja, tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya merupakan tanggung jawabnya pula. Inisiatif dan kreatif yang mengarah pada perkembangan dan kemajuan sekolah adalah merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah.


2.           Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah.


Perumus tujuan kerja dan pembuat kebijaksanaan sekolah dan pengatur tata kerja (mengorganisasi sekolah) yang mencakup : (1) mengatur pembagian tugas dan wewenang, (2) mengatur petugas pelaksana, dan (3)menyelenggarakan kegiatan (mengkoordinasikan).


3.           Kepala sekolah sebagai supervisor.


Tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa ia harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya. Kepala sekolah harus dapat meneliti syarat-syarat mana saja yang telah ada dan tercukupi, dan mana yang kurang maksimal.


Menurut Wahjosumidjo (2007) kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dalam praktik sehari-hari harus selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekan delapan fungsi kepemimpinan didalam kehidupan sekolah :


1.           Menciptakan kebersamaan diantara guru dan orang-orang yang menjadi bawahannya.

2.           Menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah sehingga para guru dan orang-orang yang menjadi bawahan dalam menjalankan tugasnya mereka merasa aman, bebas dari perasaan gelisah, kekhawatiran, serta memperoleh jaminan keamanan (providing security).

3.           Memberi saran, anjuran dan sugesti untuk memelihara serta meningkatkan semangat para guru, staf dan siswa, rela berkorban demi menumbuhkan rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing.

4.           Bertanggung jawab memenuhi dan menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru.

5.           Sebagai katalistor, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

6.           Selalu menjaga keterampilan dan integritas sebagai kepala sekolah, selalu terpercaya, dihormati baik sikap, prilaku maupun perbuatannya.

7.           Membangkitka semangat, percaya diri terhadap para guru sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara bertanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah (inspiring).

8.           Selalu dapat memperhatikan, menghargai apapun yang dihasilkan oleh paramereka yang menjadi tanggung jawabnya.



C.      Gaya Dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah


Dalam memimpin sekolah tentunya masing-masing kepala sekolah punya gayanya tersendiri. Secara umum terdapat lima gaya kepemimpinan menurut Siagian (2002), yaitu:


1.           Tipe pemimpin yang otokratik


Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang :

a.       Menganggap organisasi sebagai milik pribadi

b.       Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

c.       Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata

d.       Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat

e.       Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya

f.        Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yangmengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)


2.           Tipe pemimpin yang militeristik


Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:

a.       Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan.

b.       Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan.

c.       Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan.

d.       Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya.


3.           Tipe pemimpin yang paternalistik


a.       Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa.

b.       Bersikap terlalu melindungi.

c.       Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.

d.       Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif.

e.       Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi.

f.        Sering bersikap mau tahu.


4.           Tipe pemimpin yang kharismatik


Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang positif.


5.           Tipe pemimpin yang demokratik


Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratis lah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:

a.       Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan.

b.       Selalu berusaha mengutamakan kerjasama tim dalam usaha mencapai tujuan.

c.       Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya.

d.       Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.


Sedangkan Robinss (2006) mengidentifikasi empat jenis gaya kepemimpinan:


1.           Gaya kepemimpinan kharismatik


Dalam pandangan kepemimpinan gaya ini, para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Terdapat lima karakteristik pokok pemimpin kharismatik :

a.       Visi dan artikulasi. memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap masa depan lebih baik dari pada status quo, dan mampu mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.

b.       Riskio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk meraih visi.

c.       Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.

d.       Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perseptif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsive terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.

e.       Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.


2.           Gaya kepemimpinan transaksional


Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat karakteristik pemimpin transaksional :

a.       Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang dilakukan, menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui pencapaian.

b.       Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dean mencari penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan.

c.       Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya jika standar tidak dipenuhi.

d.       Laissez-Faire: melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan keputusan.


3.           Gaya kepemimpinan transformasional


Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan masing-masing pengikut. Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Ada empat karakteristik pemimpin transformasional:

a.       Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan, meraih penghormatan dan kepercayaan.

b.       Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan symbol untuk memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara sederhana.

c.       Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara hati-hati.

d.       Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani karyawan secara pribadi, melatih dan menasehati.


4.           Gaya kepemimpinan visioner


Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan organisasi yang tengah tumbuh dan membaik. Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan besar yangbisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya untuk mewujudkannya.


Menurut Rivai (dalam Dian Narulita : 2019) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu:


1.           Gaya Kepemimpinan Otoriter. Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.


2.           Gaya Kepemimpinan Demokratis.  Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.


3.           Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas. Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama pimpinan adalah menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika diminta bawahan.



D.      Pendekatan Dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah


Dikuti dari situs Universitas Negeri Gorontalo terdapat empat pendekatan dalam kepemimpinan, yaitu :


1.           Pendekatan Sifat atau Trait Approach


Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin itu dilahirkan, pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran “Hereditary” (turun temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan dengan belajar/ latihan tetapi dari menerima warisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dan kesejahteraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa. Kemudian timbul teori baru yaitu “Physical Characteristic Theory”(teori dari Fisik). Kemudian timbul lagi bahwa pemimpin itu dapat diciptakan melalui latihan sehingga setiap orang mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Para ahli umumnya memiliki pandangan perlunya seorang pemimpin mempunyai sifat-sifat yang baik. Pandangan semacam ini dinamakan pendekatan sifat.


2.           Pendekatan perilaku atau Behavior Approach


Pendekatan ini biasa memiliki peranan penting terhadap apa yang dilakukan pemimpin, pemimpin bisa dianggap gagal maupun berhasil jika memiliki suatu gaya bersikap dan bertindak dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang memiliki perilaku baik biasanya dapat menjalankan berbagai tugas dan bisa menjadi contoh yang relatif baik serta mampu berkomunikasi baik dengan bawahnnya. Maka dari hal ini pendekatan perilaku penting untuk dilakukan langsung oleh pemimpin. Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihak yang penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung bergaya otoriter. Sebaliknya jika dalam melakukan kegiatan tersebut pemimpin dengan cara halus, simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapatdan lain-lalin. Maka gaya kepemimpinan ini bergaya kepemimpinan demokratis.


3.           Pendekatan Kontingensi.


Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way”(Satu yang terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggal untuk segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki ciri khusus bahkan organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu tidak dapat dipimpin dengan perilaku tunggal untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda.Organisasi adalah suatu system yang terdiri dari sub sistem dengan batas lingkungan supra system. Pandangan kontingensi menunjukkan pendekatan dalam organisasi adanya antar hubungan dalam sub system yang terdiri dari sub sistem maupun organisasi dengan lingkungannya. Kontingensi berpandangan bahwa azas-azas organisasi bersifat universal. Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan maka dapat dikatakan bahwa tiap-tiap organisasi adalah unik dan tiap situsi harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tersendiri.


4.           Pendekatan Situasional


Konsep ini dikembangkan untuk membantu orang menjalankan kepemimpinan dengan memperhatikan peranannya. Konsepsional melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan dan tingkat kematangan para pengikutnya. Penekanan dalam situasional ini hanyalah berlaku pada pemimpin dan bawahannya saja. Karna bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya tetapi sebagai pengikut secara kenyataannya dapat menentukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin. Sebuah pendekatan yang mana dilakukan pemimpin dengan memperhatikan berbagai situasi yang ada ketika pekerjaan berjalan, pemimpin harus bisa memanfaatkan berbagai situasi dalam kepemimpinannya agar memiliki hubungan baik dengan para bawahannya. Maka dari hal ini pentingnya pendekatan situasional.



E.      Kepemimpinan Yang Efektif


Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang ada hubunganya dengan pekerjaan terhadap para anggota kelompok. Definisi ini mengandung tiga implikasi penting, yaitu, (1) kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan atau pengikut, (2) kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya, (3) adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang berbeda-beda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya dengan berbagai cara.

Menjadi seorang pemimpin yang efektif secara alami hanya memerlukan seseorang untuk berhenti berusaha menjadi orang lain atau beberapa kombinasi dari orang lain. Tentu saja pemimpin yang efektif mulai dengan menjadi diri sendiri. Menurut Gayla Hodge (2009) dalam Sudarwan Danim bahwa karakteristik pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut :


1.           Memiliki Visi, pemimpin dapat melihat kemana organisasi harus pergi sebelum orang lain melakukannya.


2.           Memiliki fokus untuk mencapai tujuan, pemimpin melakukan apa yang masuk akal dan bekerja dengan basis keunggulan


3.           Memenangi dukungan, memanfaatkan gaya dan aktivitas yang paling cocok untuk mereka sebagai individu.


4.           Secara alami lebih terfokus untuk menjadi daripada melakukannya, pemimpin mengambil waktu untuk benar-benar tahu diri mereka sendiri.


5.           Tahu bagaimana mereka bekerja, pemimpin belajar dari keberhasilan dan kegagalan, mengasah kemampuan, mengintegrasikan pengalaman, keteranpilan, kompetensi dan kesadaran dirinya.


6.           Secara alami tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan


7.           Tidak mencoba menjadi orang lain, seorang pemimpin memahami bahwa bekerja untuk diri sendiri hanya seketika berada pada posisi terbaiknya.


8.           Mencari orang-orang dengan berbagai ciri efektivitas alam, pemimpin tidak hanya menghargai orang lain, melainkan juga bergantung pada orang lain untuk mengisi kekosongan.


9.           Menarik orang lain, pemimpin dari orang-orang ingin bekerja untuk dengan mereka. Mengembangkan kekuatan, dimana pemimpin membangun kekuatan diri sendiri sambil berusaha untuk memperbaiki kelemahannya



F.       Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kinerja


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan yang sangat mempengaruhi motivasi kinerja para tenaga kependidikan di lingkungan kerjanya. Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh sekolah menuju tujuannya.

Tugas kepala sekolah dalam hal memotivasi kinerja guru yaitu 1) sebagai manajer, 2) pemimpin pengajaran, 3) pemeliharaan disiplin, 4) fasilitator dalam hubungan kemanusiaan, 5) agen pembaharuan, dan 6) menengah konflik sehingga kepala sekolah berkewajiban untuk menciptakan hubungan kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja guru (Supriyo, 2015).

Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kinerja guru adalah dari faktor kepemimpinan. Berikut faktor kepemimpinan apa saja yang dapat mempengaruhi motivasi kinerja guru, yaitu :


1.           Kepala sekolah berusaha menjadi teladan yang baik

2.           kepala sekolah berusaha untuk memotivasi guru dengan menetapkan standar kerja yang tinggi yang berbasis pada peningkatan mutu.

3.           Kepala sekolah mejadi pemimpin yang demokratik karean terbuka dengan masukan dari bawahannya. senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan

4.           Kepala sekolah mempunyai pendirian dalam pengambilan keputusan yang akan diambil.

5.           Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan tanggung jawab guru, yaitu Kepala sekolah juga memberikan penghargaan, insentif, dan kesejahteraan lain yang luar dari kesejahteraan sertifikasi yang telah ditetapkan dalam skala nasional. Dengan adanya penghargaan, insentif, dan kesejahteraan tersebut diharapkan dapat menambah kebutuhan-kebutahan lain yang kian meningkat.

6.           kepala sekolah selalu mengomunikasikan dan memberikan arahan dengan bahasa sederhana kepada guru yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa saling membutuhkan, dan berkepentingan, serta kreatif dalam menggerakkan guru.

7.           Kepala sekolah selalu memberikan gagasan dan ide inovatif untuk guru sehingga meningkatkan kinerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah yang mampu memberdayakan guru dapat dijadikan sebagai panutan, bersedia mendengarkan keluhan guru dan menerima koreksi dari guru dapat menumbuhkan motivasi kerja guru.

8.           Kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana yang inovatif dan kondusif dalam melaksanakan kegiatan di sekolah.

9.           Kepala sekolah selalu bersikap menyapa dan ramah kepada setiap guru dan murid serta orang tua murid.

10.        Kepala sekolah yang selalu menempatkan diri sebagai teman sekaligus pengayom bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya serta siswa

 


PENUTUP


Berdasarkan deskripsi teori-teori tentang kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain, baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi dapat dilihat dari bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya untuk bekerjasama menghasilkan pekerjaan yang efektif dan efisien.

Kepemimpinan melalui gaya kepemimpinan yang diterapkan pada anggotanya akan mempengaruhi kinerja guru. Pimpinan dituntut untuk mampu menciptakan kondisi atau keadaan yang baik guna memberikan rangsangan bagi anggota untuk dapat bekerja dengan optimal. Kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi dan keadaan akan menciptakan iklim kerja yang baik. Dengan terciptanya iklim kerja yang baik maka guru akan bersemangat bekerja. Hal ini akan berdampak positif terhadap kinerja. Menurut Hasibuan (2008), kepemimpinan yang ditetapkan oleh seorang pemimpin dalam organisasi (dalam hal ini sekolah) dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja guru untuk mencapai hasil yang optimal. Kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

 





DAFTAR PUSTAKA

 


Daryanto. 2001. Evaluas Pendidikani. Jakarta:  PT. Rineka Cipta


Daryanto. 2011. Model Pembelajaran. Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera


https://feb.ugm.ac.id/en/research/lecturer-s-article/825-definisi-kepemimpinan-menurut-bass-refleksi-pada-diri-penulis#:~:text=Pemimpin%20adalah%20agen%20perubahan%2C%20yaitu,orang%20lain%20dalam%20kelompoknya%20tersebut.


https://mahasiswa.ung.ac.id/561420016/home/2022/9/26/pendekatan-dalam-kepemimpinan.html


Moedjiono, Imam. 2022. Kepemimpinan dan Keorganisasian. UII Press.


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2oo8 Tentang guru.


Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. Jakart : Indeks Kelompok GRAMEDIA


Siagian P. Sondang. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.


Supriyo. 2015. Motivasi Kerja Guru Smp Negeridi Kota Semarang. Cakrawala Pendidikan,34(1). Retrieved from https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/4173/pdf.


Tristina, Dian Narulita dan Suwignyo Widadagdo. 2019. Kepemimpinan dan dan Kinerja Seri Praktis Peningkatan Kinerja Guru. Ponorogo : Wade Group.


Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta :  PT. Raja Grafindo Persada.


Zuryati, Djailani AR, Dr. Nasir Usman. 2015. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada SDN 7 Muara Dua Lhoksuemawe. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Volume 3, No. 2. Darussalam, Banda Aceh

 













1 komentar:

Translate